Jumat, 12 Februari 2010

PENCARIAN TUJUAN-TUJUAN (TEORI AKUNTANSI)

A.KRONOLOGI
Pendekatan mendasar pada umumnya mengabaikan tujuan pengguna, akan tetapi permasalahan ini mulai berkembang di akhir tahun 1960 an pada penelitian dan monograf penting secara teoritis dan pronouncement yang didukung oleh organisasi seperti Persatuan Akunting Amerika (AAA), Institusi Akuntan Publik Bersertifikasi Amerika (AICPA), Badan Akuntansi (APB), dan Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB). Kenyataannya, kebutuhan dan tujuan pengguna menjadi sarana penghubung yang sangat penting untuk dokumen-dokumen semacam ini, banyak diantaranya berusaha untuk memalsukan teori yang solid yang mendasari standar akuntansi keuangan. Oleh karena itu, kita akan menguji secara kronologis (dengan satu pengecualian) laporan dan dokumen penting komite yang memunculkan tujuan dan standar pada pendekatan dalil dan dasar. Diskusi dan analisa kita akan melibatkan beberapa hal berikut ini:

Judul Diterbitkan oleh Tahun
Penjelasan Teori Akuntansi Dasar (ASOBAT) AAA 1966
Konsep dasar n Prinsip2 akt yang mendasari lapkeu Perusahaan APB 1970
Tujuan dari Laporan Keuangan AICPA 1973
(True Blood Committee Report)
Penjelasan Teori Akuntansi dan Penerimaan Teori (SATTA) AAA 1977

Kami menyimpulkan dengan membahas dua topic yang menerima perhatian khusus dalam laporan yang dibahas pada bab ini: (1) tujuan-tujuan pengguna dan (2) perluasan pengguna.

1.ASOBAT

ASOBAT mewakili perubahan penting dalam kinerja AAA. Hal tersebut membuat perbedaan yang sangat tajam dari empat pernyataan sebelumnya dan berbagai macam tambahan yang diterbitkan antara tahun 1936 dan 1964. Yang terakhir adalah arti dari deskriptif dan normatif yang menyatakan aturan-aturan umum atau pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mencatat transaksi dan untuk mempresentasikan laporan keuangan.

PERKEMBANGAN PENDEKATAN PENGGUNA
Definisi akuntansi yang dilontarkan oleh komite mewakili hal mendasar dari telah terjadi pada waktu sebelumnya. ASOBAT mendefinisikan akuntansi sebagai “….proses mengidentifikasi, mengukur, dan menginformasikan informasi ekonomi untuk memberikan ruang bagi penilaian dan keputusan untuk informasi tersebut yang dilakukan oleh pengguna (penambahan penekanan). Mungkin definisi yang paling disseminated terbangun pada tahun 1941 dan digunakan dalam Buletin Terminologi Akuntansi No 1 tahun 1953 yang menyatakan bahwa:

“Akuntansi merupakan seni mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas dengan cara yang sangat detail dan dalam hal uang, transaksi dan kejadian-kejadian yang merupakan bagian dari karakter keuangan dan menterjemahkan hasil yang didapat.”
Penekanan pada para pengguna dan kebutuhannya pertama kali muncul pada buku di tahun 1950an dan hal tersebut merupakan sejarah panjang akuntansi hingga sekarang.

ORIENTASI TERHADAP TEORI
Komite mendefinisikan teori sebagai “…satu kesatuan prinsip pragmatik, konseptual dan hipotetis yang membentuk kerangka umum referensi untuk studi lapangan.” Dalam mengaplikasikan definisi ini, sebaiknya melakukan tugas-tugas berikut ini:
1.Untuk mengidentifikasi bidang akuntansi sehingga generalisasi yang menguntungkan mengenai hal ini dapat terbentuk dan teori dapat dikembangkan.
2.Untuk memangun standar yang mana informasi akuntansi akan diuji.
3.Untuk mengarah pada peningkatakan dalam praktik akuntansi.
4.Untuk memberikan kerangka kerja yang berguna bagi peneliti akuntansi yang ingin memperluas kegunaan akuntansi dan cakupan subjek akuntansi sebagai kebutuhan dari perluasan masyarakat.

Perhatikan bahwa definisi teori yang diutarakan oleh ASOBAT merupakan cabang dari definisi yang dijelaskan pada Bab I. Definisi kami lebih luas karena tidak hanya mencakup ide-ide yang dikemukakan diatas akan tetapi juga pengaplikasian system penilaian dan juga kinerja empiris dalam akuntansi keuangan.
Definisi yang dikemukakan oleh ASOBAT secara khusus terkonsentrasi pada membuat kerangka kerja untuk mengevaluasi pendekatan-pendekatan sistematis untuk mencatat transasksi dan presentasi laporan keuangan yang disusun untuk pengguna. Oleh karena itu, konsentrasinya – dengan perangkat konseptual untuk mengevaluasi model akuntansi khusus dan aturan-aturan – adalah metateori akuntansi, bagian yang paling penting dari struktur teori untuk tujuan dan capaian informasi akuntansi. Metateori juga akan berkenaan dengan hambatan-hambatan tertentu pada informasi akuntansi yang terpublikasi dan juga penentuan kriteria atau garis pedoman untuk memilih alternatif lain.

TUJUAN AKUNTANSI
Karena akuntansi selalu berkenaan dengan kebutuhan pengguna, seperangkat tujuan terkait dengan kebutuhan pengguna terdapat pada urutan paling atas dari metateori. Tujuan-tujuan tersebut berupa serangkaian definisi, karakteristik kualitatif dan garis-garis pedoman yang mendukung yang akan memfasilitasi penerapan tujuan-tujuan tersebut. Akan tetapi walapun tujuan-tujuan tersebut penting, ASOBAT menjelaskannya secara singkat. Oleh karena itu, nampak bahwa ASOBAT berpendapat bahwa kerangka kerja standard an garis-garis pedoman bisa saja sangat independen dari tujuan-tujuan itu sendiri.
Walaupun ASOBAT memberikan definisi secara singkat, akan tetapi kita harus membahasnya dengan jelas disini. Keempat tujuan tersebut adalah:
1.Untuk membuat keputusan terkait dengan penggunaan sumber-sumber yang terbatas (termasuk identifikasi dari wilayah keputusan yang krusial) dan untuk menentukan tujuan dan capaian.
2.Untuk mengarahkan dan mengkontrol sumber-sumber materi dan manusia secara efektif.
3.Untuk menjaga dan melaporkan penjagaan sumber-sumber tersebut.
4.Untuk memberikan kontrol dan fungsi sosial.

STANDAR UNTUK INFORMASI AKUNTANSI
Empat standar untuk mengevaluasi akuntansi – relevansi, veriabilitas, terbebas dari bias, dan quantifiabilitas – berada pada jantung ASOBAT. Standar tersebut, garis pedoman yang saling berurutan untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi, dan tujuan tersebut dapat dipandang sebagai bagian dari sebuah metateori akuntansi. Sama halnya dengan bagian lain dari ASOBAT, standar tersebut nampak dimaksudkan untuk mengevaluasi informasi laporan keuangan yang terpublikasi. Akan tetapi mereka juga dapat dipergunakan oleh badan pembuat kebijakan untuk menilai aturan-aturan yang diajukan.

Relevansi
Relevansi terkait dengan kegunaan dalam membuat keputusan di tangan. Hal tersebut muncul secara langsung dari keempat tujuan tersebut untuk berbagai macam tipe informasi; dengan demikian, hal tersebut merupakan standar utama. Karena ada kelopok pengguna atau pengguna yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda yang membuat keputusan dalam konteks yang berbeda, relevansi bisa jadi merupakan maslaah utama dalam akuntansi. Akan tetapi, mendefinisikan relevansi lebih jauh berada di luar cakupan ASOBAT, menyimpan contoh yang sederhana dan nyata.

Verifiabilitas
Verifiabilitas sama dengan objektifitas yang telah dibahas pada Bab 1. Dengan demikian hal tersebut merupakan aspek penilaian. Bab 1 menyatakan bahwa pengukuran harus dipertimbangkan sebagai aspek teori akuntansi yang penting walaupun beberapa orang percaya bahwa mereka melibatkan domain yang berbeda. Pemilihan system penilaian dan juga aturan individu untuk sub system harus berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan relevansi. Akan tetapi, aspek pengukuran juga harus dipertimbangkan karena system dan metode penilaian yang mempunyai konsensus yang rendah (dalam hal kesepakatan antar pengukuran) mungkin harus dilewati melalui pendekatan-pendekatan yang kurang bermanfaat.
Dengan demikian, pemilihan metode tidak harus berdasarkan relevansi saja tanpa mempertimbangkan verifiabilitas, juga verifiabilitas tidak harus melebihi dari relevansi. Oleh karena itu, standar pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dari kerangka kerja metateori. Poin terakhir yang perlu dicatat di sini adalah bahwa verifiabilitas muncul untuk mendukung objektifitas sebagai istilah yang tepat untuk menggambarkan derajat consensus statistik antar pengukuran.

Bebas dari Bias
Standar ini perlu karena permasalahan keberagaman pengguna atau pengguna dan juga hubungan yang potensial antara manajemen (yang tentu saja bertanggung jawab atas presentasi laporan keuangan) dan pengguna eksternal. Tentu saja, bias susah digambarkan dan mungkin saja susah untuk dipecahkan. Contohnya, demi relevansi dan keterbukaan, sebuah perusahaan diminta untuk menghitung laporan keuangan atau catatan-catatan jumlah dari penilaian yang diharapkan dalam kasus hukum. Keinginan sebuah perusahaan – yang meminimalisir kerusakan hukum – akan bertentangan dengan standar relevansi dan keterbukaan karena keputusan pengadilan bisa dipengaruhi oleh pengakuan perasaan perusahaan dalam hal laporan keuangan.
Kebebasan dari bias merupakan ciri-ciri netral dari SFAC No. 2. Kenetralan mengacu pada orientasi badan pengaturan standar, dimana kebebasan dari bias terkait dengan persiapan laporan keuangan.

Kuantifiabilitas
Kuantifiabilitas nampak terkait dekat dengan teori pengukuran. Akan tetapi sementara pengukuran dan kuantifikasi penting bagi struktur metateori, ASOBAT nampak melangkan terlalu jauh dalam menekankan kuantifiabilitas: “… dapat dikatakan bahwa utamanya, jika bukan totalitas akuntan, adalah dengan quantifikasi dan data yang dapat dihitung.” Dorongan terhadap keterbukaan, yang datang dari literature hipotesis pasar yang efisien, mengarah keluar kuantifikasi. Satu permasalaham kecil dengan sebuah standar yang mengacu pada wilayah pengukuran umum adalah bahwa karena verifiabilitas adalah sebuah aspek dari teori pengukuran, verifiabilitas muncul sebagai sub quantifiabilitas.
Sebuah poin penting dilahirkan oleh ASOBAT pada sebuah pertanyaan kenapa akuntansi harus dibatasi pada jumlah tunggal dalam laporan keuangan. ASOBAT menyarankan untuk menggunakan cakupan dan juga penilaian ganda dalam penyusunan “sisi demi sisi”. Kemungkinan ini terlihat sebagai sebuah respon terhadap data yang dinaikan dan kebutuhan pengguna akan informasi dan dan terlihat sebagai solusi yang masuk akal terhadap permasalahan yang disebabkan oleh kelompok pengguna yang beragam. Lebih lanjut, mereka merupakan alat untuk memecahkan permasalahan pilihan antar metode akuntansi yang dihadapi oleh badan pembuat aturan. Akan tetapi, memberikan informasi lebih, yang dikenal sebagai ekspansi data, dapat membawa dampak kelebihan informasi pada sebagian pengguna. Beberapa usaha untuk mencegah permasalahan pilihan antar system atau metode penilaian dengan memberikan data lebih tergantung pada hal yang menghalangi proses informasi pengguna, poin tidak dibahas di ASOBAT.

GARIS PEDOMAN UNTUK MENGKOMUKASIKAN INFORMASI AKUNTANSI

Lebih lanjut terkait dengan empat standar tersebut, ASOBAT memberikan lima garis pedoman untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi:
1.Kelayakan penggunaan yang diharapkan
2.Keterbukaan hubungan khusus
3.Inklusi informasi lingkungan
4.Keseragaman praktik dalam dan antar satuan
5.Konsistensi praktik melalui waktu

Laporan itu sendiri mencatat bahwa ada overlap antara standard an garis pedoman walaupun hal tersebut tidak mendasar.

Kelayakan penggunaan yang diharapkan
Pada dasarnya, garis pedoman pertama mencatat standar relevansi untuk kebutuhan pengguna walaupun hal tersebut juga menyebutkan batas waktu presentasi. Kegunaan informasi dibahas juga oleh menejemen di sini.

Keterbukaan hubungan khusus

Walaupun judulnya seperti itu, garis pedoman ini terkait hanya dengan satu aspek permasalahan yang luas dari keterbukaan yang dibahas di Bab 5. Kaitannya adalah dengan permasalahan agregrasi data yang mana informasi penting mungkin terkubur atau tersembunyi dalam laporan keuangan. SFAS No. 14 dalam keterbukaan segmental merupakan satu pernyataan yang terkait dengan permasalahan ini.

Inklusi informasi lingkungan
Seperti yang digunakan di sini, informasi lingkungan mengacu pada kategori kondisi yang luas yang mana data dikumpulkan dan asumsi orang yang mempersiapkan mengacu pada kegunaan informasi tersebut, khususnya jika informasi ditujukan untuk tujuan khusus bukan untuk tujuan umum. Informasi lebih penting mungkin lebih tepat dimana informasi bisa diaplikasikan terhadap tujuan penggunaan khusus.

Keseragaman Praktik dalam dan Antar Satuan dan Konsistensi Praktik Melalui Waktu
Dua garis pedoman terakhir mengacu pada keseragaman dan konsistensi seperti yang dibahas pada Bab 5. ASOBAT berkonsentrasi pada tipe keseragaman yang muncul seperti yang telah dibahas sebelumnya. Keseragaman yang terbatas tidak bisa dicapai dengan membuatnya sebagai garis pedoman atau bahkan sebuah standar. Harus ada informasi khusus pada struktur teoritis, sebuah topic yang akan dibahas lebih lanjut pada Bab 9.

Kesimpulan
ASOBAT dapat dikritisi melalui cara yang bervariasi. Tentu saja, garis pedomannya tidak cukup untuk menjelaskan topic secara lengkap. Struktur metateoritisnya dapat dikembangkan dan menggunakan terminologi yang tepat. Akan tetapi ini adalah kritik. ASOBAT telah memberikan keuntungan dan pengaruh yang sangat penting dalam suksesi dokumen dan laporan, karena akan menjadi bukti pada bab ini dan bab selanjutnya.

2.LAPORAN KEUANGAN APB 4

Laporan Keuangan APB 4 muncul ketika pendekatakan dalil dan dasar telah berjalan dan tujuan dan standar pun muncul. Laporan tersebut dipublikasikan pada bulan Oktober 1970, tepatnya pada pertengahan tahun sebelum formasi komite Wheat and Trueblood. Pada waktu yang sama, APB berada pada masa yang sulit dimana selalu mendapatkan kritikan tajam seperti ketidaklayakan penelitian, kurangnya kebebasan anggotanya, dan kurangnya pemberdayaan kerja sebelum publikasi akhir.
Tujuan dari Laporan 4 adalah untuk menyatakan konsep dasar laporan keuangan untuk menjadi dasar pendapat APB. Tujuan yang diutarakan oleh Komite Khusus mengenai Pendapat untuk APB pada bulan Mei 1965 muncul pada saat APB terlihat akan melanjutkan permasalahan yang telah mulai muncul ke permukaan. Moonitz merasa bahwa laporan tersebut seharusnya sudah dikeluarkan sebagai sebuah pendapat bukannya sebuah laporan – “prinsip akuntansi yang diterima secara umum” yang dibuat dalam laporan tidak perlu dibeberkan. Akan tetapi, haruskah struktur teoritis – mengacu pada pembuat laporan – dipaksa oleh fiat? Penerimaan sebuah teori tidak bisa dengan mudah dimandatkan seperti yang akan kita lihat nanti pada bab ini.

ORIENTASI TERHADAP DEFINISI
Definisi Akuntansi
Laporan APB 4 yang dimulai dengan mendifinisikan akuntansi melalui trak yang diambil oleh ASOBAT yang berorientasi pada pengguna yaitu:
Akuntansi merupakan sebuah aktifitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberiknan informasi kuantitatif, utamanya adalah definisi keuangan, tentang kandungan ekonomi yang dimaksudkan untuk menjadi lebih berguna dalam membuat keputusan ekonomi (ditambah penekanan).
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa ASOBAT sangat menekankan pada perluasan pengguna. Para pengguna informasi keuangan dikelompokkan menjadi dua kelompok: yaitu mereka yang mempunyai keinginan langsung dalam perusahaan dan yang tidak mempunyai keinginan langsung. APB 4 membahas lebih jauh dibanding ASOBAT – yang cenderung lebih menutup mulut dalam permasalahan ini – dengan menyatakan bahwa para pengguna laporan keuangan harus yang berilmu dan harus memahami karakteristik dan batasan laporan keuangan. Akhirnya, dan dalam persetujuan dengan ASOBAT, APB 4 melihat laporan keuang sebagai sebuah tujuan umum yang berorientasi pada kelompok pengguna yang terbatas.
Definisi-definisi Lain
Walaupun janji itu ada, Laporan APB 4 sering kembali definisi yang tidak berguna. APB mendefinisikan asset, utang piutang, ekuitas pemilik, hasil, dan biaya sebagai “elemen dasar akuntansi keuangan”. Semua definisi ini (menyimpan ekuitas pemiliknya, yang merupakan sebuah residu) menyatakan bahwa mereka “….dikenal dan diukur dalam penyesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Akan tetapi laporan kemudian dibuat bahwa “…prinsip akuntansi yang diterima secara umum menggabungkan konsesus dalam jangka waktu tertentu karena sumber daya ekonomi dna obligasi harus dicatat sebagai asset dan utang piutang. Dengan demikian, terminologi akuntansi dasar sekali lagi didefinisikan sebagai suatu hal yang selalu terkait dengan praktik. Oleh karena itu, karena dokumen merupakan sebuah laporan bukannya pendapat dan dengan demikian membawa status pemaksaan lebih sedikit, keputusan yang tidak mempunyai posisi yang kuat sangat mengecewakan.

ASPEK-ASPEK LAIN LAPORAN APB 4

Walaupun ada aspek negatifnya, akan tetapi ada juga banyak aspek-aspek yang baik dari dokumen ini. Contohnya, fakta bahwa akuntansi merupakan sebuah pengukuran dicatat di pasal 67. Bagian pada tujuan-tujuan menggabungkan kinerja ASOBAT. Standar dan garis pedoman laporan tersebut telah dikombinasikan dan overlap dengan “tujuan kualitatif” laporan APB 4.
Tujuan-tujuan kualitatif terdiri dari relevansi, pemahaman, verifialibilitas, netralitas, batasan waktu, pembandingan dan kelengkapan. Yang disebutkan tadi nampak seperti “karakteristik qualitatif” dalam kerangka kerja konseptual. Tidak ada tingkatan hierarki pada laporan APB 4. Pada daftar di atas, ketepatan waktu dalam ASOBAT masih kurang. Laporan Keuangan APB 4 setuju pada ASOBAT dalam hal konflik yang mungkin terjadi antar tujuan (seperti relevansi dan reliabiliti) dan konflik tersebut merupakan permasalahan yang sangat rumit yang harus dipecahkan pada kerangka kerja metateoritis. Sementara Laporan APB 4 setuju dengan ASOBAT dalam hal kebutuhan akan keseragaman yang terbatas, laporan tersebut menjelaskan mengenai sukarnya mencapai tujuan ini. Akhirnya, Laporan APB 4, terlepas dari ASOBAT, terfokus pada pengembangan pendekatan yang berorientasi pada pengguna (bekerja pada wilayah ini sebelum ASOBAT mengambil alih).
Aspek-aspek lain dari Laporan APB 4 yaitu kurang inovatif. Bentuk dasar dari akuntansi keuangan merupakan pengulangan beberapa dalil dari ARS 1. Prinsip yang meresap dan kaidah dalam bagian itu pada prinsip akuntansi yang dapat diterima terdiri dari konsep-konsep yang merupakan pusat system pembiayaan historis. Demikian juga, bagian laporan yang tersisa, yang terdiri dari laporan prinsip pemilihan dan pengukuran dan presentasi laporan keuangan, tidak menghadirkan inovasi teoritis.

Kesimpulan
Bagian-bagian besar dari laporan APB 4 adalah laporan ulang mengenai kebijaksanaan konvensional pada waktu itu, sementara bagian lain memperkenalkan bahwa perubahan-perubahan evolusioner penting tersebut telah dimulai. Kebijaksanaan konvensional dinyatakan secara lengkap dan tegas. Pada kenyataannya, dokumen tersebut sering didukung oleh firma-firma akuntansi publik dalam makalah yang menyatakan posisi mereka dalam proposal yang bervariasi. Akan tetapi banyak bagian dari dokumen itu tidak terikat menjadi satu. Contohnya, sangat dipertanyakan apakah tujuan-tujuan, yang berasal dari ASOBAT, dapat diimplementasikan dengan berbagai macam prinsip-prinsip yang didapat dari badan akuntansi yang ada. Masalah ini lebih jauh dikupas dalam sebuah definisi. Dengan demikian, dokumen tersebut disebut-sebut menjadi sesuatu yang berharga bagi orang-orang. Namun demikian, mempertimbangkan segi positif dan juga fakta bahwa APB berada pada situasi yang sulit selama perumusan dokumen, APB telah memberikan tujuan yang berguna.

3.LAPORAN TRUEBLOOD

AICPA membentuk komite Trueblood pada bulan April 1971, pada saat ketika APB berada dibawah kritik tajam akan tetapi juga pada saat beberapa kemajuan sedang dibuat dalam hal memformulasi ulang struktur teori akuntansi. Komite tersebut mempunyai kuasa untuk menggunakan Laporan APB 4 sebagai sebuah alat untuk memperbaiki tujuan laporan keuangan sebagai bagian dari struktur metateoritis.
Komite menjelaskan satu persatu keseluruhan dari 12 tujuan akuntansi keuangan sebagai berikut:
1.Tujuan dasar laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi
2.Tujuan laporan keuangan adalah untuk melayani para pengguna yang mempunyai kekuasaan, kemampuan atau sumber daya yang terbatas untuk mendapatkan informasi dan yang tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber informasi utama mereka mengenai aktifitas ekonomi perusahaan.
3.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi arus kas yang potensial bagi mereka dalam hal jumlah, waktu, dan hal yang tidak pasti terkait dengan hal tersebut diatas.
4.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada para pengguna untuk dapat memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pemasukan perusahaan.
5.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber daya perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
6.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi aktual dan akurat mengenai transaksi dan kejadian-kejadian lain yang berguna dalam rangka memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pemasukan perusahaan. Asumsi mendasar mengenai mengenai interpretasi, evaluasi, prediksi atau estimasi harus dibuka.
7.Tujuannya adalah untuk memberikan laporan posisi keuangan, yang berguna untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Laporan ini harus memberikan informasi terkait dengan transaksi perusahaan dan kejadian-kejadian lain yang merupakan bagian dari siklus pemasukan yang tidak lengkap. Nilai-nilai terbaru harus dilaporkan ketika mereka berbeda secara signifikan dengan pengeluaran. Asset dan utang piutang harus dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan ketidakpastian jumlah dan waktu realisasi prospektif atau likuidasi.
8.Tujuannya adalah untuk laporan pemasukan berkala yang berguna untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pemasukan perusahaan. Hasil bersih dari siklus pemasukan yang lengkap dan aktifitas perusahaan yang menghasilkan kemajuan terhadap siklus yang lengkap dan yang tidak harus dilaporkan. Perubahan nilai yang tercermin pada laporan posisi keuangan harus dilaporkan akan tetapi secara terpisah karena mereka berbeda dalam hal kepastian realisasi.
9.Tujuan lainnya adalah untuk memberikan laporan aktifitas keuangan yang berguna untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan pemasukan perusahaan. Laporan ini harus melaporkan pada aspek faktual dari transaksi perusahaan yang memiliki atau yang diharapkan memiliki konsekwensi kas yang signifikan. Laporan ini harus melaporkan data yang membutuhkan penilaian minimal dan dan interpretasi oleh orang yang mempersiapkannya.
10.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk proses yang dapat diprediksi. Prediksi keuangan harus diberikan ketika mereka akan meningkatkan reliabilitas prediksi para pengguna.
11.Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kefektifan manajemen sumber daya dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengukuran kinerja harus dihitung untuk menentukan tujuan.
12.Tujuan laporan keuangan adalah untuk melaporkan pada aktifitas perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan dan digambarkan atau diukur dan yang penting terhadap peran perusahaan dalam lingkugan sosialnya.
Komite tidak mengurutkan tujuan-tujuan tersebut di atas, akan tetapi sebuah penelitian oleh Anton dan penelitian lain oleh Sorter dan Gans mengurutkan tujuan-tujuan tersebut dalam sebuah kerangka kerja hierarkis. Sorter dan Gans, perlu dicatat, merupakan sutradara penelitian dan sutradara administratif Staff dan Kelompok Studi. Tabel 6-1 menunjukkan urutan yang dibuat oleh Sorter dan Gans. Urutan yang dibuat oleh Anton hampir seluruhnya sama dengan yang dibuat oleh Sorter dan Gans.

Kesimpulan

Laporan Trueblood juga mengandung sebuah bab singkat mengenai “karakteristik kualitatif laporan” berdasarkan pada standar dan garis pedoman ASOBAT dan tujuan kualitatif Laporan APB 4. Kemudian, ada bab yang singkat akan tetapi sangat berguna pada system penilaian akuntansi yang beragam. Laporan tersebut mengungkapkan kepercayaan bahwa dasar penilaian yang berbeda sangat tepat untuk asset dan hutang yang berbeda.
Akan tetapi pada definisi tujuan laporan keuangan bahwa laporan harus dievaluasi. Kritik telah mengarah pada bahwa tujuan-tujuan tersebut harus jelas dan tidak mengkhususkan tujuan operasional yang bisa diterapkan dalam praktik. Kritik tersebut memang sangat benar akan tetapi juga tidak relevan. Tujuan-tujuan ini menghadirkan sebuah langkah yang penting yang diambil untuk membangun kerangka kerja konseptual yang berarti dari tujuan-tujuan tersebut.
Akhirnya, sangat penting untuk dicatat bahwa Laporan Trueblood menekankan pentingnya arus kas terhadap pada pengguna dan hubungan antara penilaian kekuatan pendapatan terhapad arus kas di masa yang akan datang. Orientasi kekuatan pendapatan terhadap pemasukan bahwa pemasukan ekonomi merupakan perubahan pada nilai saat ini dari arus kas pada masa yang akan datang yang dihitung pada nilai yang tepat (pendekatan arus kas yang tidak penting diilustrasikan pada Bab 1)

4.SATTA

SATTA dibentuk oleh Komite Eksekutif AAA pada tahun 1973. Tujuannya sama dengan pembentukan ASOBAT adalah untuk memberikan sebuah survey buku akuntansi keuangan pada masa sekarang ini dan pernyataan dimana profesi berdiri terkait dengan teori ekonomi. Laporan tersebut mencapai tujuannya dengan sangat mengagumkan. Akan tetapi, hasilnya tidak menyenangkan bagi ahli teori ekonomi dan para pembuat kebijakan.
Dalam rangka lebih memahami SATTA, sangat perlu juga untuk memahami hubungannya dengan ASOBAT. Tentu saja, kedua dokumen tersebut merupakan produk dari komite AAA yang mempunyai garis pedoman yang sama. ASOBAT berusaha untuk mengembangkan garis pedoman metateoritis yang sama untuk evaluasi system penilaian dan informasi akuntansi. Di lain pihak, SATTA mempertimbangkan banyak system penilaian akuntansi dan juga pertimbangan teoritis yang lain dan memberikan alasan kenapa mungkin mengembangkan kriteria yang akan memungkinkan profesi secara tidak sama menerima system penilaian tunggal untuk akuntansi. Kemudian, dampaknya, SATTA merupakan dokumen yang member peringatan dalam hal kemungkinan untuk mengadopsi teori penilaian yang lain.

PENDEKATAN-PENDEKATAN TEORI DALAM AKUNTANSI

Pendekatan Klasik

SATTA secara efektif mengkategorikan system penilaian yang beragam yang dijelaskan dalam literature. Sistem-sistem yang lama diklasifikasikan sebagai “pendekatan-pendekatan klasik terhadap perkembangan teori”. Kebanyakan dari pendekatan tersebut dikategorikan sebagai normatif dan deduktif dan sebagai suatu hal tidak berbeda terhadap kebutuhan pengguna akan keputusan walaupun pihak pengembang model berpendapat bahwa model mereka merupakan model unggulan guna bersaing dengan model alternatif. Dalam beberapa kasus, para penulis klasik (kuno) menggunakan apa yang SATTA sebut dengan pendekatan induktif, akan tetapi “induktif” dalam pengertian khusus – sebuah pengumpulan fakta dari literatur akuntansi itu sendiri dan juga dari beberapa observasi praktik – bukan dalam pengertian review sistematis dan analisa praktik yang biasa.


Pendekatan Kegunaan Keputusan
Antar pendekatan kontemporer terhadap terhadap teori akuntansi merupakan bagian luas penilitan yang telah terkonsentrasi pada pengguna laporan akuntansi, keputusan mereka, kebutuhan informasi, dan kemampuan memproses informasi. Pendekatan kegunaan keputusan telah lebih jauh didikotomisasikan ke dalam model keputusan dan pembuat keputusan.

Orientasi Model Keputusan
Kerangka kerja metatoeritis (atau bagian-bagiannya) yang dikembangkan dalam ASOBAT dan laporan Trueblood merefleksikan orientasi model keputusan. System yang termasuk dalam kategori ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) mereka normative dan deduktif karena system teoritis harus memenuhi, sedekat mungkin, criteria kerangka kerja metateoritis; (2) beberapa bentuk relevansi dari keputusan-keputusan tertentu ditekankan oleh kelompok pengguna tertentu; dan (3) criteria relevansi merupakan alat dalam mengukur asset, liabilities dan transaksi pemasukan.
Pendekatan model keputusan selalu berasal dari model keputusan investasi formal, seperti arus kas yang tidak penting. Karena pendekatan model keputusan dianggap layak untuk mengkomunikasikan informasi relevan dalam pembuatan keputusan, permasalahan yang agak tidak menyenangkan muncul jika pengguna tidak memahami system ini. Paling tidak, pengguna harus terdidik untuk memahami metode tersebut, sebuah argument yang terkait dengan kerangka kerja formatif dari pendekatan. Akan tetapi, tugas memilih model dan menerapkannya pada pengguna, khususnya jika mereka tidak memahaminya, sangatlah luar biasa.

Orientasi Pembuat Keputusan
Poin utama mengenai orientasi pembuat keputusan adalah bahwa orientasi ini lebih bersifat deskriptif dibandingkan normative karena orientasi tersebut mencoba untuk mencari tahu informasi apa yang sebenarnya digunakan atau diinginkan. Dengan demikian, penelitian yang termasuk kategori pembuat keputusan juga bersifat induktif (empiris). Banyak dari penelitian tingkah laku yang disebut pada Bab 2 termasuk kategori pembuat keputusan.
Walaupun banyak informasi penting telah datang dari penelitian yang sedikit luas yang dilakukan dengan pendekatan ini, akan tetapi tidak ada posisi yang kuat yang muncul untuk metode penilaian (seperti yang akan dilihat pada Bab 13, pembeberan biaya saat ini pada SFAS No. 33 tidak dipahami secara baik oleh pengguna). Di lain pihak, karena pendekatan model keputusan bersifat normative, pendekatan tersebut telah menghasilkan advokasi untuk system penilaian tertentu.

Pendekatan Ilmu Ekonomi Informasi

Ilmu ekonomi informasi seperti yang diterapkan pada teori akuntansi tidak berkaitan langsung dengan system penilaian alternative. Malah, terkait dengan permasalahan biaya dan keuntungan yang timbul dari produksi dan kegunaan informasi. Dengan demikian, informasi akuntansi dilihat sebagai sebuah barang ekonomi, sebuah pandangan yang sebelumnya tidak dipertimbangan dalam formulasi teori.

DEFISIENSI PENDEKATAN SAAT INI TERHADAP TEORI

Pesan yang lebih penting dari SATTA berkaitan dengan kenapa kita tidak bisa mencapai akhir teori – penerimaan system penilaian tertentu – pada saat ini. Analisis kami pada aspek SATTA ini akan mewakili permasalahan yang paling penting yang timbul (dari standpoint teori akuntansi).
Mungkin, masalah mendasar yang diangkat oleh SATTA adalah keberagaman pengguna dalam hal keputusan dan kebutuhan informasi mereka yang berbeda. Baik ASOBAT dan Laporan APB 4 menghadirkan fakta bahwa banyak kelompok pengguna membutuhkan informasi demi tujuan pembuatan keputusan. Salah satu reaksi ASOBAT terhadap permasalahan ini adalah untuk membutuhkan pengukuran ganda. Akan tetapi, ada batasan terhadap kemampuan pengguna untuk menyerap dan memproses informasi tambahan, sehingga ekspansi data tidak dapat terserap secara utuh. Di lain pihak, laporan Trueblood membangun premis agak awal sementara ada kelompok pengguna lain, mereka mempunyai keputusan dan kebutuhan informasi yang sama. Seperti ASOBAT, laporan Trueblood terkait dengan memberikan bagian kerangka kerja metateoritis untuk mengevaluasi system dan metode teoritis dari sudut pandang normatif. Dengan demikian, Laporan Trueblood juga terkait dengan sekolah bermodel keputusan.

SATTA jauh lebih pesimis dibandingkan dengan Laporan Trueblood mengenai keputusan dan informasi baik antar atau sesama kelompok pengguna. Diagram Venn mengilustrasikan perbedaan antara homogenitas pengguna dan keberagaman pengguna dalam hal kebutuhan informasi (lihat Table 6-2). Lingkaran-lingkaran tersebut menggambarkan kelompok pengguna dan kebutuhan informasi mereka. Ada tingkat overlap yang besar pada bagian homogenitas pengguna yang tinggi pada diagram dan jauh lebih sedikit di lain bagian.
Keberagaman informasi dan kebutuhan memberikan situasi yang sangat sulit. Laporan dan penyingkapan keuangan perusahaan merupakan barang bebas. Para pengguna tidak mambayar para pemersiap (orang yang mempersiapkan) untuk informasi yang diterima, dan informasi tersebut tersedia secara maya untuk siapa saja yang memang benar-benar menginginkannya. Oleh karena itu, informasi akuntansi lebih merupakan barang publik dibandinkan barang pribadi. Seandainya informasi akuntansi tersebut merupakan barang pribadi, informasi yang dibutuhkan akan menjadi barang yang mudah diubah bagi tipe solusi pasar; hal tersebut akan ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Keberagaman pengguna yang diberikan dan karakter barang publik dari informasi keuangan, formulasi standar akuntansi dan metode yang diwajibkan mencapai kebuntuan. Memberikan sejumlah informasi akuntansi dibandingkan dengan yang lain berarti bahwa sejumlah pengguna sedang dibahayakan oleh kelompok pengguna yang lain. Terlebih lagi, satuan informasi akuntansi yang berbeda menyebabkan berbedanya harga, yang lagi-lagi berarti bahwa beberapa orang teraniaya. Dengan demikian, jika penilaian diadaptasikan yang menyatakan bahwa organisasi yang membuat kebijakan seharusnya tidak bertindak yang membuat satu kelompok berada di atas yang lain, jika begitu formulasi kebijakan akuntansi menjadi betul-betul kaku. Dengan demikian, SATTA memberikan prospek yang tidak menyenangkan untuk penutupan teori.
SATTA berusaha untuk menggambarkan status teori akuntansi keuangan seperti pada di akhir tahun 1970an. Kami tidak bermaksu untuk membantah kesimpulan yang dibuat oleh SATTA; walaupun begitu beberapa pernyataan dinyatakan sesuai urutan. Asumsi bahwa kebutuhan informasi pengguna itu beragam jauh dari betul. Penelitian empiris sangatlah diperlukan untuk memberikan titik terang pada pertanyaan penting ini.
Dukungan kuat untuk optimalitas Pareto juga mengundang pertanyaan. Dalam sebuah situasi keberagaman masyarakat, akan sangat tidak mungkin bagi organisasi pembuat keputusan untuk setuju dengan criteria optimalitas Pareto. Pareto sendiri, ahli ekonomi dari Italia yang terkenal, tidak menemukan pendekatan optimalisasinya sebagai aturan keputusan tunggal. Mungkin apa yang dibutuhkan diaplikasikan pada organisasi yang membuat kebijakan untuk mengontrol tindakan mereka agar supaya mencapai barang yang paling luar biasa untuk jumlah individu yang luar biasa. Bahkan tidak terbantahkan peringanan kendali Paretian masih meninggalkan tugas yang berat bagi organisasi seperti FASB.

Kesimpulan

SATTA sebuah sintesa literature akuntansi keuangan teoritis yang sangat luar biasa. Juri masih mempunyai pertanyaan mengenai keberagaman kebutuhan informasi dan aplikasi optimalisasi Pareto, akan tetapi sangat sulit untuk beradu argumentasi dengan kesimpulan yang dibuat oleh SATTA. Kami tidak dapat mengharapkan para ahli teori akuntansi untuk mengembangkan kerangka kerja yang akan secara menyeluruh memuaskan. Pada gilirannya, kita dapat mengharapkan pernyataan dan visualisasi kelompok yang membuat aturan, seperti FASB, yang diajukan dalam pengaturan pasar yang tidak lengkap, untuk dipenuhi dengan antusiasme penuh. Dengan demikian situasi paradoks muncul. Sebuah dokumen penting yang ditulis oleh yang terhormat kelompok pendidik mengambil pandangan peran yang sangat pesimistis dan kemungkinan formulasi teori akuntansi pada saat yang sama bahwa kerangka kerja konseptual – sebuah dokumen teoritis – dimulai oleh badan yang membuat aturan.

B.TUJUAN DAN KEBERAGAMAN PENGGUNA

1.TUJUAN PENGGUNA

Pencarian tujuan pengguna telah dirumitkan dengan adanya masalah keberagaman pengguna yang dibahas dalam laporan SATTA. Dalam bab ini, kita akan secara ringkas membahas tujuan mayor dan minor laporan perusahaan dan kemudian mengkaitkan permasalahan keberagaman pengguna pada tujuan-tujuan tersebut.
Tujuan-tujuan pengguna tersebut menyatakan pada dokumen-dokumen seperti Laporan Komite Trueblood dan SFAC No.1 sangat umum dan luas. Sayangnya, hanya beberapa jumlah penelitian akuntansi yang terbatas focus pada masalah ini. Namun demikian, nampak di sana ada dua wilayah utama dimana informasi yang luas bisa diaplikasikan kepada banyak kelompok pengguna. Yang pertama mengacu pada tujuan kemampuan prediktif. Kedua adalah perluasan penjagaan yang disebut akuntabilitas. Kedua tujuan tersebut dapat dibagi menjadi berbagai macam sub kategori. Akan tetapi, pembahasan kita terpatok pada aspek dasar masing-masing tujuan.

KEMAMPUAN PREDIKTIF
Kegunaan data-data akuntansi sebagai sebuah bantuan untuk memprediksikan variable-variabel di masa yang akan datang dalam konteks pasar modal sangatlah efisien (informasi baru dengan cepat direfleksikan dalam harga keamanan) menjadi sangat penting dalam penelitian akuntansi dan akan diuji pada Bab 8. Walapun efisiensi pasar mensahkan tujuan kemampuan prediktif, akan tetapi tugas FASB masih satu yanitu memilih alternative akuntansi yang bersaing dalam sebuah konteks di mana keuntungan standar ekonomi harus melampui harganya.
Berbagai macam studi baru-baru ini berusaha menggunakan data akuntansi untuk memprediksi variable yang akan datang. Satu kelompok studi telah berusaha untuk memprediksikan pendapatan yang akan datang dengan dasar jumlah pemasukan pada masa lampau dan sekarang. Salah satu tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan bukti terkait dengan apakah pendapatan biaya historis, pendapatan yang ditambahkan tingkat harga umum, atau pendapatan nilai saat ini merupakan predictor yang lebih baik. Studi ini menandakan bahwa biaya historis nampak sebagai prediktor yang sebagus dua metode lainnya.
Akan tetapi, Revsine telah menganggap bahwa pendapatan itu sendiri sebagai sebuah “artefak”. Dalam hal ini, artefak mengacu pada sebuah angka, determinasi yang berdasarkan pada aturan yang dipertanggungjawabkan dari pada kepercayaan terhadap hal yang sedang diukur. Dengan demikian, karena ada kebebasan dalam memilih metode-metode alternativf (yang dikombinasikan dengan keinginan manajemen yang potensial terhadap pedapatan yang lancer), tidak mengherankan jika pendapatan historis muncul sebagai predictor yang yang lebih baik pada dirinya sendiri dibandingkan dengan metode pengukuran pemasukan lainnya yang nampak berisi angka-angka yang lebih relevan. Revsine juga berpendapat bahwa karena pendapatan merupakan “benda artefak” pusat prediksinya tersandar pada kemampuan untuk mengantisipasi kejadian nyata, seperti arus kas yang akan datang. Akhirnya, karena kejadian yang nyata itu sendiri cukup tidak tetap, prediktornya juga harus tidak tetap juga, sementara penelitian yang dibahas diatas benar-benar menguji permasalahan kelancaran pedapatan.
Banyak sekali studi yang baru focus pada kemampuan prediktif dua set angka yang dihasilkan akuntansi: pengumuman pemasukan sebagai predictor pendapatan tahunan dan rasio keuangan sebagai predictor kebangkrutan. Pada kedua kasus tersebut, data akuntansi – seperti yang diharapkan – sangat berguna dalam proses memprediksi. Akan tetapi satu catatan bahwa studi-studi ini telah menggunakan model-model tertentu sebagai bagian proses kemampuan prediktif. Hanya pengguna yang menggunakan metode yang sama yang test kemampuan prediktifnya dapat diandalkan. Tentu saja, alternatifnya melibatkan usaha untuk mendidik pengguna mengenai apa yang menjadi model prediktif terbaik – tugas, seperti yang dicatat sebelumnya – yang bisa saja sangat sulit. Poin lain yang perlu diingat adalah bahwa metode penilaian dan pendapatan merupakan yang terbaik untuk satu tujuan seperti kemampuan prediktif, mungkin saja bertentangan dengan tujuan lain, seperti yang akan dibahas pada Bab 7.

AKUNTABILITAS
Kami menggunakan kata akuntabilitas untuk mengartikan konsep yang lebih luas dibaningkan konsep penjagaan yang lebih sempit, yang utamanya terkait dengan penjagaan asset. Arti yang dikemukakan oleh Ijiri ini mengikuti kegunaan – tanggung jawab manajemen terhadap laporan dalam mencapai tujuan untuk pemanfatan sumber daya perusahaan yang efisien dan efektif. Pengukuran yang berdasarkan tujuan akuntabilitas akan melibatkan pemasukan per pembagian dan pengembalian investasi dan komponen-komponennya (capital turnover dan profit margin). Pertanyaan system penilaian memberikan input terbaik dan pengukuran yang lainnya yang berorientasi pada akuntabilitas sangatlah penting. Contohnya, Ijiri membuat kasus yang kuat untuk biaya historis (termasuk kemungkinan penambahan level harga umum).
Kemampuan prediktif dan akuntabilitas merupakan tujuan yang terpisah. Salah satu terkonsentrasi pada data yang akan berguna dalam menilai prospek di masa yang akan datang, sementara yang lain terfokus pada mengevaluasi kinerja perusahaan. Antara dua tujuan ini, tentu saja ada kaitannya. Seberapa bagus sebuah perusahaan melakuakn suatu pekerjaan dapat menjadi input yang penting bagi tujuan prediktif. Akan tetapi, seperti yang dinyatakan sebelumnya, kami percaya bahwa ada konflik antara kemampuan prediktif dan akuntabilitas; yang akan lebih jauh dibahas pada Bab 7. Dengan demikian, informasi yang sama mungkin tidak bisa diaplikasikan untuk masing-masing tujuan.
Akuntabilitas mulai menerima lebih banyak perhatian sebagai pengganti yang masuk akal untuk tujuan kemampuan prediktif. Ijiri mengumpulkan kerangka kerja konseptual yang diatur untuk akuntabilitas. Objektifitas dan verifiabilitas akan menjadi komponen penting kerangka kerja ini. Williams dan Pallot menekankan kebutuhan akan keadilan. William membuat poin yang akan dibuat dengan lebih kuat pada bab 7: akuntabilitas terkait dengan ekuitas antar kelompok yang bersaing dan klaim terhadap distribusi pemasukan dan kekayaan, keduanya terkait dengan keadilan. Akan tetapi, kegunaan keputusan (kemampuan prediktif) tidak dilandaskan pada hal yang sama. Pallots menganggap bahwa ada dua konsep keadilan: (1) pendekatan individu yang terkait dengan hak, kontrak dan usaha individu dan kontribusi dan (2) pendekatan komunitarian yang lebih berdasarkan pada kesamaan dan kebutuhan. Kedua konsep tersebut harus dipertimbangkan dalam dokumen yang bertipe kerangka kerja konseptual. Akan tetapi pertanyaan mengenai tujuan merpakan puncak yang terkait dengan pembuat standar.

TUJUAN SEKUNDER
Kami melihat dua tujuan pengguna di mana informasi akuntansi benar-benar berguna. Mereka jauh lebih sempit dibandingkan dengan konsep kemampuan prediktif dan akuntabilitas. Salah satunya merupakan pengukuran perawatan modal yang memberikan informasi mengenai jumlah deviden yang dapat dibayarkan selama satu periode tanpa mengembalikan modal kepada pemegang saham. Hal ini secara detail dijelaskan pada bab 1. Tujuan objektif lainnya pengukuran pengadaptasian. Tujuan ini terkait dengan pengukuran likuiditas total yang tersedia untuk perusahaan. Berdasarkan definisi, hal ini ditentukan dengan mengukur nilai keluar asset perusahaan yang dikurangi hutang perusahaan. Pendekatan nilai keluar diiilustrasikan pada Lampiran 1-A. laporan pendapatan dibawah pendekatan nilai keluar Dewan menjadi proponen dasar system ini dan juga tujuan ini, walaupun Sterling juga telah membelanya.
Ukuran likuiditas total yang tersedia untuk sebuah perusahaan tentu saja mempunyai beberapa relevansi, akan tetapi kami menganggap bahwa pengadaptasian tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan kemampuan prediktif dan akuntabilitas. Perusahaan yang sukses mungkin hanya akan menggunakan porsi kecil dari likuiditas total yang tersedia selama periode singkat tertentu. Pengukuran pengadaptasian akan jauh lebih penting terhadap pemilik perusahaan kecil dan kreditor jangka pendek. Konsekwensinya, pendekatan adaptif nampak lebih dekat terkait dengan teori kelayakan dari pada teori kesatuan. Pendekatan nilai keluar nampak mempunyai kegunaan yang terbatas bagi kemampuan prediktif dan tujuan akuntabilitas. Tentu saja, Dewan menyangkal bahwa figure akuntansi dapat mempunyai beberapa relevansi untuk tujuan prediktif.
Kami telah membahas keempat tujuan ini dalam cakupan yang luas. Pengujian permasalahan yang lebih rinci, seperti atribut yang harus diukur dan system penilaian yang harus digunakan, juga harus dipertimbangkan dalam dokumen yang bertipe konseptual. Akan tetapi, pertanyaan mengenai tujuan-tujuan merupakan konsentrasi para pembuat standar. Yang paling dekat dengan permasalah tujuan laporan keuangan adalah pertanyaan mengenai keberagaman pengguna.

2.KEBERAGAMAN PENGGUNA

Tidak terbantahkan, ada jumlah pengguna laporan keuangan yang beragam dan luas. Akan tetapi yang tidak jelas adalah apakah kebutuhan informasi mereka akan berbagai macam jenis tujuan dapat dipuaskan oleh laporan yang bertujuan khusus. Daftar kelompok pengguna tentu saja panjang dan akan melibatkan:
1.Pemegang saham
2.Kreditor
3.Analis dan penasihat keuangan
4.Pekerja
5.Persatuan buruh
6.Konsumen
7.Supplier
8.Asosiasi perdagangan industry
9.Agen pemerintah
10.Kelompok yang menampung keinginan publik
11.Peneliti dan pembuat standar


C.RINGKASAN

Berdasarkan pembahasan yang secara detail disampaikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan harus relevan terhadap tujuan pembuatan keputusan. Sebagai hasilnya, badan pembuat standar beralih dari orientasi dalil dan dasar dan ke orientasi standard dan tujuan.
ASOBAT merupakan dokumen pertama yang berdasarkan orientasi baru terhadap relevansi pengguna. Akan tetapi dokumen tersebut memberikan detail lebih jauh mengenai relevansi pengguna. Laporan Keuangan APB 4 menambah penekanan pada relevansi pengguna, walaupun ini merupakan campuran yang aneh antara pendekatan lama dan pendekatan baru karena faktanya bahwa dokumen tersebut muncul pada saat transisi. Sudah jelas bahwa APB akan diganti akan tetapi suksesornya tidak tampak jelas.
Laporan Trueblood merupakan laporan pertama yang mengarahkan permasalahan tujuan pengguna secara objektif. Akan tetapi, walaupun laporan tersebut menjelaskan akuntabilitas dan kemampuan prediktif, pembahasannya belum sampai pada taraf operasional. Akan tetapi, laporan awal tipe ini tidak bisa berbuat banyak selain mengarahkan pada usaha yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
SATTA didirikan pada tahun 1970 an sementara ASOBAT didirikan pada tahun 1960an. Keduanya merupakan produk dari komite AAA yang bertujuan untuk meringkas “seni” terkait dengan teori akuntansi. SATTA berpendapat bahwa pilihan antara teori ekonomi (system penilaian) tidak bisa dipenuhi pada saat itu karena keberagaman tujuan dan kebutuhan informasi yang berbeda.
Permasalahan krusial yang dibahas di bab ini terkait dengan apa tujuan laporan keuangan, atau paling tidak sejenisnya, dan kebutuhan informasi dari pengguna yang beragam akan laporan keuangan. Konsensus nampak bahwa tujuan utama tersebut adalah kemampuan prediktif dan akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan sebuah ekstensi dari tujuan penjagaan tradisional menjadi pemanfaatan sumber daya perusahaan yang efektif dan efisien yang dilakukan oleh manajemen. Tujuan minor adalah pengukuran penjagaan modal dan pengadaptasian. Pengadaptasian paling tepat ditentukan oleh penilaian aset keluar. Antar tujuan ini, ada konflik yang potensial. Apa yang bisa kita katakan mengenai keberagaman pengguna adalah walaupun kelompok pengguna itu beragam, akan tetapi belum terbukti bahwa kelompok tersebut mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.

0 komentar:

Posting Komentar